Minggu, 04 Desember 2016

LOVE GREET SERI 1 : WHEN LOVE SAY HELLO #W.L.S.H PART 1

PART 1
PERTEMUAN PERTAMA


@Yogyakarta, Indonesia


            Matahari pagi ini mulai merangkak naik untuk menyinari bumi, menerobos masuk melalui celah-celah jendela, mencoba membangunkan siapapun yang masih terlelap dalam alam mimpinya untuk segera mengawali aktivitas pagi.
            Ify menggeliat pelan dalam tidurnya yang lelap, merasakan sinar matahari yang mulai mengenai indera penglihatannya. Memaksanya untuk segera terbangun dari mimpinya. Perlahan dia membuka matanya membiasakan penglihatannya dengan cahaya dikamarnya saat ini. Saat matanya sudah terbuka sempurnya dia terdiam kembali tanpa mengubah posisinya yang saat ini masih meringkuk dibawah selimut tebalnya. Pandangan matanya sayu, menatap kearah jendela yang masih tertutp kain gorden.
“Sleeping Beauty aren’t you wake up now?” teriak sebuah suara yang langsung menerobos masuk kedalam kamar Ify. Melihat Ify yang masih meringkuk menghadap kearah jendela membuat orang itu menghela napasnya berat, dia sudah sangat hafal dengan kebiasaan Ify yang tidak segera bangun, dan sekarangpun dia sangat yakin bahwa Ify sudah membuka matanya. Perlahan orang itu melangkah mendekati Ify dan berjongkok tepat didepan wajah Ify yang masih menatap kosong kearah jendela, lebih tepatnya melamun. Pelan dia belai rambut Ify, menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Ify lalu tersenyum hangat.
“Mimpi buruk lagi hm?” tanya orang itu sangat pelan dan lembut.
“Apakah dia disana bahagia Bang?” tanya Ify lirih masih dengan tatapan kosong membuat hati orang itu, Gabriel Kakak laki-laki Ify tersenyum miris. Dia sangat sedih melihat keadaan adiknya yang selalu seperti ini setiap bangun tidur.
“Kamu merindukannya? Kamu ingin menemuinya? Kita bisa kesana siang nanti kalau kamu mau.” Ucap Gabriel pelan membuat Ify mengalihkan pandangannya menatap Gabriel dengan sendu lalu mengangguk pelan sambil tersenyum lirih. Gabriel tersenyum hangat sambil terus membelai rambut Ify.

“Bang Iel Ify mau rasa coklat Bang” teriak Ify kecil senang pada Abangnya.
“Okk. Rasa coklat spesial untuk Little Princess Ify.” kata Iel sambil tersenyum hangat dan menyerahkan ice cream coklat kesukaan Ify.
“Yeyyyy” teriak Ify kegirangan lalu segera membukanya dan memakannya sambil duduk tenang diatas salah satu bangku taman.
Setelah Iel menjemput kedua adiknya sekolah tadi mereka merengek untuk mampir ke taman bermain, karena terlalu sayang dengan adik-adiknya membuatnya tak bisa menolak permintaan mereka. Adik-adiknya yang begitu manis untuk ukuran umur mereka yang masih 7 tahun. Iel yang saat itu berusia 11 tahun memang harus pandai menjaga kedua adiknya karena kedua orangtua mereka selalu sibuk dengan pekerjaan mereka.
“Aaaaaa... Bang Iel” teriak seorang gadis yang seumuran dengan Ify sambil berlari kearah Iel dan Ify.
“Kenapa lari-lari? Abang kan udah bilang jangan lari-lari, nanti kalau jatuh ajha nangis.” Marah Iel sambil meledek adiknya yang terlalu bersemangat ini. Berbeda dengan Ify yang sedikit lebih  pendiam dan penurut. Dia bilang sedikit karena saat mereka sudah bertemu, itu akan sangat membuatnya harus menyiapkan banyak tenaga.
“Mana ice cream Ara!” todong gadis kecil itu sambil menengadahkan kedua tangannya membuat Iel gemas karena ucapannya tadi sama sekali tak dihiraukan oleh adiknya yang satu ini. Lalu mengeluarkan ice cream rasa strawberry kesukaan Zahra adiknya, yang juga merupakan saudara kembar Ify. Meskipun kembar tapi mereka sangatlah berbeda. Tidak akan ada yang menyangka bahwa mereka berdua kembar karena memang tak ada sedikitpun kesamaan diantara mereka, kecuali hobi mereka yang selalu senang menjahili Kakak mereka Gabriel. Wajah Zahra langsung berbinar saat melihat ice cream strawberry kesukaannya lalu segera ingin mengambil ice cream itu dari tangan Iel namun dengan cepat Iel mengangkat ice crem itu tinggi-tinggi.
“Bang Iel ice cream Ara!” teriak Zahra kesal dengan Kakaknya yang kini menjahilinya membuatnya cemberut dan mau tak mau Iel langsung tersenyum gemas dengan adiknya ini. Sambil mengerling nakal Iel menunjuk pipi kanannya dengan jari telunjuknya sebagai kode supaya Zahra menciumnya. Dengan keras Zahra menggeleng.
“Okk kalau nggak mau” kata Iel mengancam sambil membuka perlahan bungkus ice cream itu membuat Zahra melotot lalu segera mencium pipi kanan Iel lalu merebut ice cream dari tangan Iel yang masih kaget dengan serangan mendadak dari adiknya ini. Zahra langsung menatap Ify memberi kode yang langsung diangguki oleh Ify. Ify turun dari kursi tempatnya duduk. Zahra dan Ify lalu tersenyum evil dan memposisikan diri mereka disamping kanan dan kiri Iel. Zahra memberikan aba-aba pada Ify dengan gerakan bibir tanpa suara. Dan secara bersamaan mereka mengoleskan ice cream kekedua pipi Iel dan segera berlari sebelum Kakak mereka tersadar. Iel yang merasa dingin dikedua pipinya langsung tersadar dan menatap kedua adiknya yang kini sedang berlari menjauh darinya. Dia sadar bahwa kini dialah yang dikerjai oleh kedua adiknya. Dia tersenyum senang lalu mulai mengejar kedua adiknya yang kini masih berlari menjauh darinya.
“Yakkk..., tunggu kalian!! Akan Abang kurung kalian dalam pelukan Abang kalau kalian sampai tertangkap!” terian Iel sambil terus mengejar kedua adiknya.
            Sore itu mereka lewati dengan penuh canda dan tawa yang selalu mengiringi hari-hari kebersamaan mereka.

            Tanpa terasa Iel menitikkan air matanya mengenang kenangan indah bersama kedua adiknya yang sangat dia sayangi. Namun dengan segera dia menghapus air matanya jangan sampai Ify melihatnya. Dia tak boleh lemah, dia harus kuat untuk selalu menguatkan Ify, Adiknya yang harus selalu dia lindungi.

_____

@London, UK


“Kamu yakin mau balik ke Indonesia Yo?” tanya seorang wanita payuh bara kepada sang Anak. Saat ini mereka sedang berada ditaman belakang rumah sambil ngobrol dan minum teh menikmata udara sore. Sang Anak yang sedang terfokus pada Ipadnya lantas mengalihkan pandangannya menatap sang Mama.
“Rio udah 26 tahun Mom. Udah saatnya Rio kembali dan mengambil alih Perusahaan kita di Indonesia, seperti wasiat Kakek dulu.” Kata Rio lembut sambil menatap dalam sang Mama. Dia sangat tahu seperti apa perasaan sang Mama, sebenarnya juga berat meninggalkan Keluarganya disini, tapi dia tak punya pilihan lain selain mengambil jalan yang sudah dipilihkan Kakek dan Ayahnya sejak dia masih kecil.
“Kamukan baru sebentar Yo tinggal disini.” Kata Mama Manda pada Putra sulungnya itu.
“Mom, Mommy taukan gimana sayangnya Rio sama Mommy? Rio bakal sering kesini, kalo Mommy kangen sama Rio kan Mommy bisa ke Indonesia nemuin Rio. Lagiankan disini masih ada Cakka sama Ray yang nemenin Mommy. Mommy nggak akan kesepian.” Ucap Rio sambil menggenggam lembut tangan Mamanya yang ada diatas meja yang memisahkan mereka.
“Tapikan dari kecil Mommy nggak bisa liat perkembangan dan dampingin kamu Sayang.” Ucap Mama Manda lirih dengan mata berkaca-kaca.
“Rio nggak pernah kekurangan kasih sayang Mom, selama ini Opa sama Oma membesarkan Rio dengan penuh kasih sayang. Mommy jangan merasa bersalah seperti itu, memang seperti inilah hidup yang harus Rio jalani. Rio baik-baik aja kok Mom.” Kata Rio membuat air mata sang Mama tak bisa tertahankan lagi. Rio mengusap lembut air mata sang Mama.
“Tapi sekarang mereka udah nggak ada Sayang. Mommy nggak mau kamu kesepian. Kamu menikah ya Sayang biar ada yang nemenin kamu dan kamu nggak kesepian lagi!” pinta Mama Manda yang membuat Rio melotot dengan kesal langsung melepaskan tangannya dari sang Mama. Dia sangat tak percaya kalau ternyata Mamanya sedang mengerjainya. Akhirnya pembicaraan yang tadi serius berakhir pada pembicaran perjodohan yang tempo hari selalu menghantuinya.
“Mommy, Rio kan udah bilang Rio yang akan pilih calon Istri Rio! Rio nggak mau dijodohin!” kata Rio keras mengerti kemana arah pembicaraan sang Mama ini.
“Nunggu kamu dapet calon Istri sendiri yang ada Mommy keburu tua Rio. Mommy kan udah pengen nimang Cucu Yo!” jawab Mama Manda tak kalah keras membuat Rio makin kesal.
“Luna itu gadis yang baik Yo! Dia juga Anak sahabat Mommy. Papi kamu juga udah sangat setuju banget kalo kamu sama Luna!” lanjut Mama Manda berusaha meyakinkan Rio.
“Mau Luna atau siapapun itu Rio nggak peduli Mom. Pokoknya Rio nggak mau dijodohin!” gemas Rio membuat Mama Manda melotot.
“Jodohin sama aku aja Mom!” kata seorang pemuda bergaya rambut harajuku tiba-tiba datang mengagetkan Rio dan Mama Manda yang sedang berdebat sengit.
“Kalo Kak Luna mau sama aku, aku juga nggak akan nolak kok. Kak Lunakan cantik.” Lanjut pemuda itu membuat Mama Manda menjitak kepala sang Anak.
“Nah tu! Jodohin ajha sama Cakka kalo Mommy ngebet jadiin cewek itu Menantu!” kata Rio sambil menunjuk sang Adik Cakka. Sedangkan Cakka hanya mengangguk-anggukkan kepalanya menyetujui ucapan sang Kakak.
“Kamu ini bercanda Yo! Cakka itu masih 22 tahun dan dia masih kuliah S2, dan Luna, dia itu udah 25 tahun Yo. Mana mungkin Mommy jodohin Cakka sama cewek yang lebih tua dari dia! No! Pokoknya kamu yang akan Mommy jodohin sama Luna!” kata Mama Manda yang tak bisa dilawan lagi.
“Sekali Rio bilang nggak mau ya nggak mau!” teriak Rio sambil menatap Mamanya gemas lalu segera berdiri dan berlalu meninggalkan sang Mama yang kini sedang kesal menatapnya dan sang Adik yang sedang memandangnya dengan tatapan menggoda membuatnya ingin menghancurkan wajah tampan Adiknya itu.
“Pokoknya Mommy akan buatkan janji sama Luna setelah kamu sampai Indonesia!” teriak Mama Manda yang cukup didengar oleh Rio. Namun tak ada jawaban dari Rio yang lebih memilih untuk tetap terus berjalan menjauh dari sana.

_____

@Yogyakarta, Indonesia

“Nanti Abang jemput ya Dek!” kata Iel sebelum Ify membuka pintu mobilnya. Sedangkan Ify hanya mengangguk pelan.
“Selamat pagi Kak Iel!” sapa 2 orang gadis yang tiba-tiba sudah berdiri disamping jendela mobil Iel. Iel mengalihkan pandangannya pada kedua gadis itu lalu tersenyum hangat.
“Selamat pagi Via dan Shilla!” jawab Iel masih dengan senyum hangatntya. Ify yang sudah ada diluar dan kini berdiri disamping Via mengernyit heran melihat Kakaknya, tapi tak mau memikirkannya dia segera melangkah masuk kedalam Restoran yang masih sepi karena memang baru akan buka jam 9 nanti. Iel yang menyadari Adiknya sudah masuk kedalam tanpa mengucapkan selamat jalan padanya hanya tersenyum lirih tapi tipis sehingga dua gadis yang masih memperhatikannya tak melihatnya. Lalu kembali mengalihkan pandangannya pada dua gadis yang masih tersenyum menatapnya.
“Kalo gitu Kakak duluan ya! Ada pekerjaan menunggu dikantor.” Pamit Iel pada dua gadis cantik itu. Gabriel Alifyko Umari, seorang Pengacara Muda yang hebat. Banyak kasus yang sudah dia selesaikan dengan sukses. Mulai dari kasus yang ringan seperti perceraian sampai kasus besar seperti pembunuhan dan korupsi. Selain itu juga dia bekerja sebagai Tim Kuasa Hukum untuk Umari Corp, Perusahaan Keluarganya yang kini dipegang oleh Ayahnya yang berpusat di Inggris, lalu Haling Corp cabang Indonesia, Perusahaan milik Rio sahabatnya, dan juga Sindunata Hospital, Rumah Sakit milik Alvin sahabatnya.
“Hati-hati Kak!” ucap Via dan Shilla bersamaan membuat Iel terkekeh pelan. Menyadari mereka mengucapkan kata yang sama membuat Via dan Shilla saling pandang lalu terkekeh menertawakan kekonyolan mereka.
“Kalo gitu titip Ify ya! Tolong bantu dia kalo dia butuh bantuan!” kata Iel.
“Siap Kak!” jawab Via cepat sambil posisi hormat.
“Iya Kak. Kita pasti jagain Ify! Kakak tenang ajha!” kata Shilla tak kalah bersemangat membuat Iel mau tak mau tersenyum, dia sangat bersyukur karena Adiknya memiliki sahabat-sahabat yang baik dan setia.

_____

“Fy” panggil Shilla sambil menghampiri Ify yang sedang mengecek persediaan dapur.
“Hm” jawab Ify tanpa mengalihkan fokusnya pada paper list yang dipegangnya dan bahan makanan yang ada dikulkas.
“Siang ini gue ada pemotretan buat majalah fashion Fy” kata Shilla pelan menatap Ify dengan was-was menantikan jawaban yang akan diberikan oleh gadis cantik itu.  Ify sama sekali tak bergeming.
“Terserah lo!” kata Ify singkat sambil masih terus fokus pada pekerjaannya.
“Via juga ada meeting sama model-modelnya buat acara Fashion Shownya bulan depan.” Kata Shilla masih memandang Ify dengan tatapan yang menyiratkan kekhawatiran. Shilla dan Via memang memiliki kesibukan lain selain mengurusi Restoran. Sebenarnya Restoran ini adalah milik Ify, sedangkan Via dan Shilla ikut membantu karena memang pekerjaan mereka tidak terikat waktu, sekaligus untuk menjaga Ify, sahabat yang sangat mereka sayangi. Ify memang memiliki minat yang besar terhadap kuliner, dan dia juga hobi memasak, meskipun di Restoran dia memiliki Chef Adrian yang bertugas menghandle dapur dan memasak namun tak jarang Ify ikut turun ke dapur atau sekedar memberikan ide menu special yang selalu berubah setiap hari. Sebenarnya Ify ingin bermain piano dan bernyanyi, namun dia tak punya cukup keberanian untuk melakukan dua pekerjaan itu. Itu sebabnya Ify memilih untuk membuka Restoran ini.
“Kalo gitu pergi ajha!” kata Ify tanpa mengalihkan pandangannya pada Shilla. Shilla menatap ragu Ify.
“Lo nggak papa kita tinggal sendiri?” tanya Shilla yang masih tak yakin dengan jawaban Ify.
“Kan adha Kak Adrian, ada Karyawan yang lain juga.” Jawab Ify masih tanpa menatap Shilla dan fokus pada pekerjaannya.
“Tapi Fy....” ucap Shilla yang langsung dipotong oleh Ify yang kini menatapnya dengan tatapan sayunya.
“Please Shil! Gue bisa! Percaya sama gue! Okk!!” kata Ify pelan namun tegas. Shilla masih mengamati Ify berusaha meyakinkan dirinya. Bukan apa-apa, hanya saja dia memang tak ingin meninggalkan sahabat ini sendirian. Dia takut sahabatnya ini akan melakukan hal-hal yang tak terduga kalau ditinggal sendirian, apalagi kata orang-orang yang bekerja dengan makanan dapur itu udah kayak medan perang. Benda-benda tajam yang kapanpun bisa melukai kalian tersebar disetiap sudut. Shilla menggelengkan kuat kepalanya berusaha mengusir pikiran-pikiran aneh tentang Ify. Ify mengernyit heran melihat Shilla yang tiba-tiba menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memejamkan mata. Dia yakin pasti sahabatnya sedang berpikir yang bukan-bukan.
“Udah lo pergi ajha! Nggak usah khawatir! Gue nggak sebodoh itu buat bunuh diri!” kata ify membuyarkan kegiatan Shilla. Shilla langsung membuka matanya kaget dan memandang Ify dengan tatapan tak percaya bahwa Ify bisa tahu apa yang sedang dipikirkannya. Apa Ify memiliki indera keenam? Seperti itulah isi kepala Shilla kini.
“Kok lo tau yang gue pikirin sih Fy?” tanya Shilla heran.
“Ekspresi muka lo gampang ditebak!” kata Ify yang kini kembali hanyut dalam pekerjaannya. Shilla mendengus kesal karena kembali diacuhkan oleh Ify.

_____

“Lo yakin nggak papa kan Fy gue tinggal?” tanya Via memastikan Ify akan baik-baik saja. Shilla sudah pergi sejam 2 jam yang lalu karena memang jadwal pemotretan Shilla pagi. Ify yang sedang duduk manis dibelakang meja kasir sambil membaca beberapa laporang Restorannya pun mendongak menatap Via lalu mengangguk sambil tersenyum, berusaha meyakinkan Via. Namun Via masih ragu menatap Ify lalu menghela napasnya.
“Chef Adrian!” panggil Via pada Chef yang mengenakan baju hitam. Chef kepala Sunshine Ristorante. Adrian yang tadi sedang memberi sedikit pengarahan kepada anak buahnya lantas segera menghampiri Via yang memanggilnya.
“Ya?” tanya Adrian menanyakan tujuan Via memanggilnya.
“Tolong awasin Ify ya! Nanti setelah meeting gue langsung balik kesini.” Kata Via memberi perintah kepada Adrian. Adrian mengalihkan pandangannya kearah Ify untuk meminta persetujuan yang dibalas senyum oleh Ify yang berarti turutin saja!
“Siap Nona Siviana!” hormat Adrian membuat Via terkekeh lucu, sedangkan Ify hanya tersenyum tipis melihat tingkah Chef kepercayaannya yang biasanya selalu terlihat serius saat didapur namun sangat konyol dan hangat saat diluar pekerjaan.
“Kalo gitu gue berangkat sekarang. Bye Ify, Chef Adrian!” kata Via pamit pada Ify.
“Hati-hati Nona!” pesan Adrian yang dibalas anggukan dan senyuman oleh Via yang segera berbalik dan pergi setelah itu. Adrian mengalihkan pandangan kepada Ify. Merasa diperhatikan Ify mengalihkan pandangannya menatap Adrian lalu mengedikkan kedua bahunya yang dibalas senyuman oleh Adrian. Setelah itu Adrian sedikit membungkuk untuk pamit, setelah mendapat anggukan dari Ify lantas bergegas kembali ke dapur. Sedangkan Ify hanya menatap punggung Adrian lalu kembali fokus pada laporan-laporannya.

_____

“Welcome to Indonesia” ucap seorang pria tinggi hitam manis sambil melepaskan kaca mata hitam yang sedari tadi dia kenakan. Mengedarkan pandangannya, tak percaya dia akan kembali ke tanah kelahirannya ini setelah 8 tahun menyelesaikan pendidikannya di UK.
“Tuan Muda Andrio” sapa seorang pria paruh baya berjas hitam sambil menghampiri pria tadi, sedikit membungkukkan badannya memberi hormat kepada Tuan Mudanya itu. Sedangkan Rio tersenyum hangat pada pria paruh baya itu, mengingat seperti apa repotnya pria paruh baya itu sewaktu menghadapinya saat masih kecil dulu.
“Pak Rafiq apa kabar?” sapa Rio hangat masih dengan senyumnya. Pria paruh baya yang dipanggil Pak Rafiq tadi menatap Tuan Mudanya yang kini sudah tumbuh menjadi seorang pria dewasa yang sangat tampan, dia sangat yakin bahwa pasti banyak gadis yang tergila-gila dengan Tuan Mudanya ini, sama seperti saat Tuan Mudanya masih susuk dibangku Sekolah Menengah dulu.
“Saya baik Tuan Muda. Tuan Muda apa kabar?” tanya Pak Rafiq yang mulai berkaca-kaca teringat dengan Tuan Besarnya yang kini telah tenang disisi-Nya yaitu Kakek Rio. Rio sangat mengerti seperti apa setianya tangan kanan Kakeknya ini. Sudah sejak Kakeknya masih muda Pak Rafiq sudah mengabdikan hidupnya untuk keluarga Haling. Meski usianya sudah menginjak umur 65 tahun, namun beliau belum mau pensiun dan ingin tetap mengabdikan dirinya kepada Pewaris Keluarga Haling selanjutnya, yaitu Rio. Dan Rio sangat senang bahwa Pak Rafiq akan menjadi tangan kanannya, karena sejak duli dia sangat menyayangi Pak Rafiq seperti dia menyayangi Kakeknya.
“Saya baik Pak. Kita pulang sekarang?” tanya Rio dengan riang yang membuat Pak Rafiq tersenyum.
“Iya Tuan Muda.” Jawab Pak Rafiq membuat Rio mendengus.
“Panggil Rio Pak!” ucap Rio tegas namun lembut.
“Iya Nak Rio.” Jawab Pak Rafiq yang membuat Rio makin melebarkan senyumannya.
“Kalo gitu Let’s Go Home!” teriak Rio dengan semangat membuat para pengunjung Bandara International Adisucipto ini mengalihkan pandangan mereka menatap Rio. Namun Rio sama sekali tak ambil pusing dengan itu. Dengan santai dia terus berjalan menuju tempat mobil jemputannya diparkirkan.. Pak Rafiq yang berjalan dibelakangnya hanya tersenyum melihat tingkah Tuan Mudanya yang tak pernah berubah sejak dulu, selalu ceria.

_____

“Nak Rio untuk hari ini belum ada jadwal yang harus dihadiri.” Ucap Pak Rafiq memulai pembicaraan, saat ini mereka sedang berada didalam mobil, Rio yang tadi sedang menikmati pemandangan diluar jendela lantas mengalihkan pandangannya menatap Pak Rafiq yang duduk dikursi samping pengemudi dengan tatapan tak percaya.
“Rio baru sampe Pak! Masak udah dibikinin jadwal kerja ajha sih. Kita mulai besok deh ya Pak?” ucap Rio dengan tatapan memohonnya membuat Pak Rafiq tersenyum lalu mengangguk. Rio langsung tersenyum saat permintaannya dituruti.
“Okkk.... Rio mau makan sekarang! Rio laper.” Kata Rio dengan semangat 45, sama sekali tak menunjukkan bahwa kini dia tengah kelaparan.
“Didekat sini ada Restoran Italia yang baru buka sekitar 3 bulan yang lalu, tapi makanan disana tak perlu diragukan lagi, pelanggannya tidak pernah putus. Apa Nak Rio mau mencobanya?” tanya Pak Rafiq yang masih sangat ingat bahwa Rio sangat suka dengan segala macam olahan Pasta. Dan tebakannya tak meleset. Terlihat dari Rio yang kini mengangguk dengan sangat antusias menyetujui tawarannya. Membuat Pak Rafiq kembali tersenyum.

_____

            Sesampainya didepan sebuah Restoran yang disebutkan oleh Pak Rafiq tadi Rio yang telah keluar dari mobilnya lantas tersenyum sambil menatap bangunan dengan plakat nama ‘Sunshine Ristorante’ yang sangat berbau khas Italia, membuatnya ingin kembali mengunjungi Negara yang tahun lalu menjadi tempat kunjungannya saat liburan. Lalu Rio mengedarkan pandangannya disekeliling Restoran itu, saat menatap zebra cross tadi disampingnya pandangannya terfokus pada seorang gadis yang sedang berjalan sedikit tergesa-gesa dan tak memperhatikan jalan, lalu Rio mengalihkan pandangannya ke arah kanan dan terlihat sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi, sedangkan gadis itu tak memperhatikan kanan kiri dan tetap berjalan. Rio melotot namun dengan cepat dia berlari kearah gadis itu dan segera menariknya sehingga dia yang tidak terlalu siap lantas jatuh terbaring dengan gadis itu yang juga terjatuh diatas tubuhnya. Rio merasakan sakit pada punggungnya, sedikit meringis saat rasa sakit itu terasa namun dia berusaha untuk menahannya. Sakitnya perlahan hilang saat dia mengamati wajah gadis yang masih diatas tubuhnya dengan mata terpejam. 
Cantik. Begitulah isi kepala Rio saat ini. Perlahan gadis itu mulai membuka matanya, dan saat matanya telah terbuka sempurna saat itulah pandangan mereka langsung terpaku, mereka saling tenggelam dalam tatapan itu tanpa bergeming masih dengan posisi gadis itu yang masih diatas tubuh Rio. Sekian detik mereka tak menghentikan kontak mata itu sampai sebuah seruan membuat mereka menghentikan kontak mata itu.
“Astaga Ify” teriak seorang gadis dengan rambut yang dikuncir kuda setelah sampai didekat Rio dan Ify terjatuh. Seketika itu Ify tersadar dengan posisinya saat ini. Cepat-cepat dia segera berdiri dan membenahi baju dan juga rambutnya yang berantakan.
“Ya ampun maaf. Maafkan saya Tuan.” Kata Ify sambil membungkukkan sedikit badannya meminta maaf telah membuat Rio terjatuh.
“Anda baik-baik saja Nak?” tanya Pak Rafiq sambil membantu Rio berdiri. Rio tersenyum lalu menganggukkan kepalanya pertanda bahwa dia baik-baik saja, lalu mengalihkan pandangannya pada gadis dihadapannya.
“Kamu nggak papakan?” tanyanya lembut sambil mengamati Ify dengan sorot mata yang menyiratkan kekhawatiran. Ify tersentak saat menyadari tatapan itu, namun dengan cepat dia menggelengkan kepalanya.
“Terima kasih sudah menyelamatkan saya Tuan.” Kata Ify kembali. Rio menganggukkan kepalanya.
“Syukurlah kalo kamu baik-baik saja. Iya sama-sama.” Ucap Rio sambil tersenyum manis.
“Lo beneran nggak papa Fy? Nggak ada yang luka? Kalo Kakak lo sampai tau dia pasti marah besar.” Kata gadis yang tadi bersama Ify yang sedang membawa beberapa kantong belanjaan. Ify mengalihkan pandangannya pada gadis manis yang ada siampingnya kini. Satu-satunya asisten Chef perempuan di Restorannya.
“Kalo gitu jangan sampai dia tau Agni!” ucap Ify tegas dan tajam. Membuat gadis yang bernama Agni tadi sedikit menundukkan kepalanya. Sedikit takut jika nada bicara Ify mulai tajam dan tegas seperti itu. Ify memang terkenal dingin namun dia selalu berbicara lembut pada siapapun. Rio yang melihat sikap gadis itu mendadak berubah lantas mengerutkan dahinya.
“Kalo Anda tidak keberatan silahkan mampir ke Restoran kami Tuan!” ucap Ify yang kini kembali menatap Rio, Rio ikut menatap Ify sambil mengangkat sebelah alisnya.
“Sunshine Ristorante” kata Ify sambil menunjuk bangunan dibelakang Rio. Rio mengikuti arah yang ditunjukkan Ify lalu kembali mengalihkan pandangannya pada Ify.
“Kalian bekerja disana?” tanya Rio.
“Sebenarnya dia ini....” kata Agni yang langsung dipotong oleh Ify.
“Iya kami bekerja disana. Silahkan mampir jika Anda tidak keberatan, saya ingin berterima kasih kepada Anda karena telah menyelamatkan saya.” Kata Ify kembali mengulang tawarannya. Terlihat Rio menganggukkan kepalanya.
“Okk. Kebetulan tadi aku juga mau kesitu.” Kata Rio sambil tersenyum, dan anehnya senyum itu bagai magnet yang menarik Ify untuk ikut tersenyum tanpa disadarinya. Agni yang melihat senyum tulus Bosnya untuk pertama kalinya langsung tertegun. 
Ify tersenyum? Kata Agni dalam hati tak yakin dengan apa yang dilihatnya.

_____

            Rio terus mengamati setiap gerak-gerik Ify yang sedang membuatkan pesanannya. Entah mengapa dia sangat menyukai setiap gerakan yang diciptakan gadis itu, membuatnya enggan untuk berpaling. Senyumnya tak pernah lepas dari bibirnya sejak tadi. Pak Rafiq yang duduk didepan Rio mengerutkan keningnya heran dengan tingkah Rio yang kini tengah senyum-senyum sendiri, lalu mengikuti pandangan pria itu yang ternyata terfokus pada satu titik, yaitu seorang gadis yang kini sedang mengayun-ayunkan spatulanya diatas penggorengan, Ify.
“Nak Rio suka dengan gadis itu?” tanya Pak Rafiq yang membuat Rio tersadar dari keterpesonaannya dan mengalihkan pandangannya pada Pak Rafiq dengan alis terangkat satu.
“Maksud Bapak?” tanya Rio yang memang tak mengerti dengan maksud Pak Rafiq bertanya seperti itu.
“Gadis itu” kata Pak Rafiq sambil mengalihkan pandangannya menatap Ify yang masih sibuk memasak. Rio mengikuti arah pandangan Pak Rafiq lalu sedetik kemudian dia tersenyum.
“Bukankah dia gadis yang sangat menarik Pak?” bukannya menjawab pertanyaan Pak Rafiq, Rio malah balik bertanya. Pak Rafiq memandang Rio dengan tatapan yang sulit diartikan.
“Nak Rio mau saya suruh orang untuk mencari informasi tentang gadis itu?” Rio mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Pak Rafiq.
“Buat apa Pak?” tanya Rio yang kelewat polos membuat Pak Rafiq meringis, bingung juga isi pikiran Rio, anak muda jaman sekarang tapi tidak mengerti bagaimana mendekati perempuan. 
Sebenarnya memang tidak tahu maksudnya atau pura-pura tidak tau si Rio ini. Pikir Pak Rafiq dalam hati sambil geleng-geleng kepala.
“Nggak perlu Pak! Kalo dia memang takdir saya nggak perlu saya kejar dia akan datang kesaya.” Kata Rio sambil menatap Ify dan tersenyum misterius.
            Ify yang saat itu sedang tenggelam dalam kegiatan memasaknya karena merasakan ada yang memperhatikannya lantas mendongak dan saat matanya bertemu dengan mata Rio yang kini sedang menatapnya juga Ify terdiam, seakan tenggelam dalam kenyamanan mata elang Rio. Ify tersentak menyadari keterpesonaan pria itu langsung mengalihkan pandangannya kembali fokus pada pekerjaannya. Berusaha menyingkirkan bayangan-bayangan pria itu yang entah sejak kapan mulai menghantui pikirannya.
            Rio tersenyum menyadari gadis itu memutuskan kontak mata mereka dan kembali fokus pada pekerjaannya. Dia tahu bahwa saat ini gadis itu sedang salah tingkah.

*****

LOVE GREET SERI 1 : WHEN LOVE SAY HELLO #W.L.S.H MAIN CAST


Andrio Stevano Haling atau sering disapa Rio adalah seorang C.E.O muda yang sukses. Dengan usia yang masih terbilang muda yaitu 26 tahun dia sudah berhasil mengembangkan bisnisnya. Seorang pemuda tampan yang tampak dingin namun sebenarnya sangat hangat pada orang-orang yang dia sayangi. Memiliki Keluarga yang sempurna dengan Papa, Mama dan dua Adik laki-laki, Cakka dan Ray. Namun sejak kecil dia dibesarkan terpisah dari keluarganya dan dibesarkan oleh Kakeknya untuk mendapatkan pendidikan sebagai Pewaris Perusahaan Keluarganya. Jauh dari Keluarga menjadikannya pribadi yang dingin dan cuek, Juga seseorang yang mandiri dan tak mau tergantung pada siapapun. Selain memiliki Keluarga yang sempurna juga memiliki dua orang sahabat yang sangat dekat dengannya, Gabriel dan Alvin. Meskipun mereka berpisah saat menempuh pendidikan tingkat Universitas namun tak mengurangi sedikitpun rasa kebersamaan yang selalu mereka jalin dan mereka jaga sejak Sekolah Menengah Pertama mereka.



Alyssa Alifyka Umari, Ify seorang gadis 22 tahun, seorang pemain piano dan komposer lagu yang hebat. Juga memiliki suara yang sangat indah, namun tak pernah mau menjadi seorang Penyanyi maupun Pianis karena suatu alasan. Juga tak banyak orang yang tau bakat Ify. Ify memilih untuk membuka sebuah Restoran Italy yang dia kelola bersama kedua sahabatnya. Sebenarnya Ify adalah gadis yang sangat ceria dan penuh semangat, namun setelah kejadian menyedihkan yang harus menimpanya 4 tahun yang lalu menjadikannya gadis yang pemurung dan pendiam, sangat berbeda dengan dirinya 4 tahun yang lalu. Ayah dan Bundanya bercerai sejak dia berumur 8 Tahun. Ayahnya tinggal di London Inggris menikah dengan perempuan lain dan hidup bahagia dengan Keluarga barunya. Bundanya terus menyibukkan diri dengan pekerjaannya sebagai Professor musik disalah satu Universitas Seni di Singapura, yah bakat seni yang dimilikinya menurun dari Bundanya. Satu-satunya orang yang masih peduli dengannya hanya Kakak Laki-lakinya, Gabriel. Gabriel atau sering disapa Iel lah yang selalu ada untuknya. Ify masih termasuk gadis yang beruntung karena memiliki 3 orang sahabat yang sangat setia dan selalu ada untuknya, Via dan Shilla. Via adalah sahabat Ify sejak dia mengenyam bangku Sekolah, sedangkan Shilla awalnya adalah sahabat Via yang Via kenal sejak SMP, sejak Ify memutuskan untuk sekolah di Luar Negeri. Namun setelah Ify kembali ke Indonesia 4 tahun yang lalu Shilla juga merupakan sahabat Ify, dan kini mereka bertiga bersahabat dengan baik dan ditambah satu lagi sahabat mereka yaitu Agni yang mulai dekat dengan mereka sejak Ify mulai berubah kembali menjadi Ify yang dulu,

Kamis, 24 Juli 2014

Tak disangka bisa bikin yg kayak gini ni...

Cinta ini menggelisahkan aku.
membuat aku gila.
andai kita terpisah,
mati rasa2ku.
cinta ini membodohkan aku.
menutup akal sehatku.
andai engkau tak dsisi.
risau isi jiwaku.
selama kau blm jadi miliku yg utuh.
aku akan slalu milikmu.
selama bumi masih akan trus brputar.
aku akan slalu menujumu.walau ke ujung dunia.


F#From my boy.., :-* 

Jumat, 20 Juli 2012

KAU ADALAH ANGIN....,

Terasa namun tak pernah bisa kugenggam..,
Begitulah sifat alamiah dari angin..,

Begitu pula dirimu..,
Dimataku..,
Dirimu itu ibaratkan ANGIN..,

Dimanapun aku ada..,
Maka kau juga ada..,

Kau mampu menjadi angin sejuk..,
Yang selalu membuat hatiku tenang dan damai..,

Namun kadang..,
Kau berubah menjadi angin puting beliung..,
Yang mengobrak-abrik isi hatiku..,
Membuatku ragu dan bingung akan perasaanku padamu
Sesungguhnya seperti apa???

Kau juga bisa berubah menjadi angin topan..,
Yang melempar jauh hatiku..,
Menghancurkan hatiku..
Dengan hal yang kau lakukan..,
Yang sebenarnya akupun juga bingung..,
Kenapa aku bisa hancur dan terluka karenamu???

Dirimu itu ibaratkan ANGIN...,
Membuatku tersadar dalam diam..,
Bahwa aku takkan pernah bisa menggenggammu..,
Meski sekeras hati aku menginginkanmu.,
Meski sekuat tenaga aku berusaha menggenggammu..,
Aku takkan mampu..,

Namun..,
Meskipun aku tak bisa menggenggammu..,
Aku selalu merasa..,
Bahwa kau selalu ada..,
Selalu ada disampingku..,
Selalu ada untukku..,
Menyejukkan hatiku..,
Mengobati luka dan pedih dalam hatiku..,

Itulah dirimu..,
Dimataku..,
KAU ADALAH ANGIN....,


BY: MAWAR ISMI ARDANTI

Sabtu, 05 Mei 2012

JIKA

Jika awan tak lagi putih,
Jika angin menunjukkan wujud,
Jika api menyambar terasa dingin.....,
AKU TERDIAM...,

Jika bunga tak mekar kembali setelah kemarau,
Jika bintang tak lagi berkelip,
Jika tanah tandus selamanya....,
AKU DIAM...,

Jika rasa tak berasa,
Jika mentari tak lagi benderang,
Jika bumi tak terpijaki...,
AKU DIAM LAGI...,

Dan...,
Jika engkau muncul kembali dihadapanku..,
Aku akan bilang seribu 'JIKA'
tak mampu kulukiskan keindahan dirimu....,

Jumat, 04 Mei 2012

CINTA itu sederhana

Kadang,
aku merasa kamu adalah keindahan yang tak terjamah.

Namun,
semakin lama kita bersama,
aku sadar,
keindahan yang sesungguhnya tak perlu mewah.

Sering,
hanya dengan menatap senyummu,
aku sudah merasa bahagia.

Aku menyukai semua yang kita punya saat ini.

Kehampaan yang dulu pernah singgah,
perlahan-lahan pergi,
sejak kamu di sini.

Kamu tau kenapa kamu istimewa?
Karena kamu adalah jawaban dari istilah ‘bahagia itu sederhana…

Ah,
cinta memang sederhana.
Manusia yang menjadikannya penuh ukiran rumit,
dan berbelit-belit. :’)

Minggu, 29 April 2012

Terasa Lebih Baik

mestinya aku bersyukur..,
karna aku beruntung..,
caramu meninggalkanku...,
seharusnya aku bersyukur dengan caramu itu..,
seenggaknya itu lebih baik daripada ditinggalkan seorang kekasih yg dicintai untuk selamanya..,
mungkin itu akan terasa jauh lebih sakit..,
melihat sebuah kisah tentang seorang lelaki yang begitu mencintai kekasihnya namun harus berusaha ikhlas saat sang kekasih harus pergi meninggalkannya untuk selamanya karena penyakit kanker yang diderita oleh kekasihnya itu..,
melihat dan berusaha memahami bagaimana kesedihan lelaki itu telah membuatku sadar bahwa sesungguhnya aku lebih beruntung dri lelaki itu..,
karna meskipun aku tak dapat memilikimu..,
setidaknya aku masih bisa melihatmu..,
melihat senyummu meski itu tercipta bkan untukmu..,
melihatmu bahagia meski bukan bersamaku..,

sebuah nilai kehidupan yang baru saja aku mengerti..,
bahwa Allah memberikan sesuatu didunia ini untukku pastilah itu terbaik untukku.., termasuk Allah membuatmu melakukan cara meninggalkanku itu padaku untuk memberi tahuku bahwa bukan engkaulah yang terbaik untukku...,

terima kasih...,
terima kasih atas caramu meninggalkanku......,